PENDAHULUAN
Perkembangan pasar global yang diwarnai dengan beberapa bentuk kesepakatan perdangan baik ditingkat Bilateral, Regional, maupun Multilateral seperti Asean Fasific Economic Coorporation (APEC), North American Free Trade Area (NAFTA), Europen Economic Coorporation (EEC), hingga World Trade Organization (WTO). Banyak perubuhan struktural sudah mempengaruhi ekonomi nasional, dalam mengantispasi iklim ekonomi yang lebih bebas pebisnis nasional harus mempersiapkan kemampuan bersaing dengan cermat, persiapan secara terpadu, untuk menghadapi perubuhan tata bisnis era globalisasi dan pasar bebas.
Era menuntut perubahan menjadi produktif dan memandang perubahan sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari. Dengan berkurangnya peran proteksi pemerintah, perusahaan Nasional baik Koperasi, BUMN dan BUMS diharapkan mampu menunjukan kinerja yang tidak kalah dibanding perusahaan-perusahaan asing dan multinasional. Oleh karena itu perlu diciptakan iklim ekonomi nasional dari budaya kerja yang mendukung peningkatan kinerja. Ini berarti bahwa persaingan sehat layaknya ditumbuh kembangkan agar mau tidak mau menuntut pebisnis untuk meningkatkan kemampuan bersaingnya.
Peran Koperasi sangat penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kebersamaan, kekeluargaan dan keterbukaan. Koperasi ang sebagian besar bergabung sebagai anggota koperasi menampung sebagian angkatan kerja dan merupakan mayoritas perusahaan yang ada. Dalam kehidupan ekonomi seperti itu koperasi selayaknya memiliki ruang gerak dan kesempatan usaha yang luas, terutama yang menyangkut kepentingan ekonomi rakyat. Selanjutnya kinerja koperasi yang diwarnai dengan tingkat efisiensi, produktifitas dan daya saing merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan perekonomian nasional yang tangguh dan mandiri, sekaligus mewujudkan ketahanan nasional yang kuat dan mantap.
Kemampuan pembangunan koperasi pada dasarnya sangat tergantung pada manajemen dan partisipasi anggota. Sesuai dengan sifat keanggotannya yang ganda yaitu sebagai pemilik sekaligus sebagai pelanggan (pengguna jasa koperasi). Sebagai pemilik, anggota koperasi menentukan arah dan kebijaksanaan organisasi, termasuk pengurus,jenis kegiatan usaha dan sumber permodalaan koperasi yang akan dikembangkan. Anggita koperasi sebagai pengguna jasa menentukan perkembangan dan kualitas daya saing usaha koperasi. Dengan demikian maka keberadaan koperasi sbenarnya tergantung sepenuhnya pada partisipasi anggotanya.
Disamping itu koperasi penting untuk mendayagunakan anggota dalam melakukan fungsi kontrol terhadap kualitas pelayanan pengelola kepada anggota dan pelanggan lainnya. Untuk dapat membentuk pelayanan yang optimal bagi anggotanya maka pengelola harus mampu mengembangkan berbagai kreasi dan motivasi bisnis agar potensi sumber daya ekonomi anggota dan masyarakat disekitarnya dapat di optimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Kreativitas dan motivasi bisnis tersebut harus terus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan memperkuat daya saing usaha koperasi yang dikembangkan.
Koperasi dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945 dinyatakan sebagai badan usaha yang sesuai untuk mewujudkan Demokrasi, yang mencerminkan sistem perekonomian yang disusun berdasarkan asas kekeluargaan. Kehidupan berkoperasi di Indonesia didominasi oleh pemikiran pembangunan koperasi sebagai lembaga ekonomi rakyat pedesaan yang berpenghasilan rendah sebagai bagian dari institusi pembangunan. Tantangan koperasi dimasa sekarang dan masa yang akan datang semakin berat terutama dalam menghadapi era globalisasi yang penuh dengan persaingan. Untuk megatasi tantangan tersebut ada pada sikap dan perilaku kewirakoprasian yaitu kemampuan yang kuat untuk berkarya dengan semangat, mandiri, tekun, teliti, dan produktif, mampu serta berani membuat keputusan dan mengambil risiko, kreativ dan inovatif. Sifat-sifat seperti itulah yang melahirkan kewirakoperasian yang memiliki daya saing dan berkemampuan membuat, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha.
Era menuntut perubahan menjadi produktif dan memandang perubahan sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari. Dengan berkurangnya peran proteksi pemerintah, perusahaan Nasional baik Koperasi, BUMN dan BUMS diharapkan mampu menunjukan kinerja yang tidak kalah dibanding perusahaan-perusahaan asing dan multinasional. Oleh karena itu perlu diciptakan iklim ekonomi nasional dari budaya kerja yang mendukung peningkatan kinerja. Ini berarti bahwa persaingan sehat layaknya ditumbuh kembangkan agar mau tidak mau menuntut pebisnis untuk meningkatkan kemampuan bersaingnya.
Peran Koperasi sangat penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kebersamaan, kekeluargaan dan keterbukaan. Koperasi ang sebagian besar bergabung sebagai anggota koperasi menampung sebagian angkatan kerja dan merupakan mayoritas perusahaan yang ada. Dalam kehidupan ekonomi seperti itu koperasi selayaknya memiliki ruang gerak dan kesempatan usaha yang luas, terutama yang menyangkut kepentingan ekonomi rakyat. Selanjutnya kinerja koperasi yang diwarnai dengan tingkat efisiensi, produktifitas dan daya saing merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan perekonomian nasional yang tangguh dan mandiri, sekaligus mewujudkan ketahanan nasional yang kuat dan mantap.
Kemampuan pembangunan koperasi pada dasarnya sangat tergantung pada manajemen dan partisipasi anggota. Sesuai dengan sifat keanggotannya yang ganda yaitu sebagai pemilik sekaligus sebagai pelanggan (pengguna jasa koperasi). Sebagai pemilik, anggota koperasi menentukan arah dan kebijaksanaan organisasi, termasuk pengurus,jenis kegiatan usaha dan sumber permodalaan koperasi yang akan dikembangkan. Anggita koperasi sebagai pengguna jasa menentukan perkembangan dan kualitas daya saing usaha koperasi. Dengan demikian maka keberadaan koperasi sbenarnya tergantung sepenuhnya pada partisipasi anggotanya.
Disamping itu koperasi penting untuk mendayagunakan anggota dalam melakukan fungsi kontrol terhadap kualitas pelayanan pengelola kepada anggota dan pelanggan lainnya. Untuk dapat membentuk pelayanan yang optimal bagi anggotanya maka pengelola harus mampu mengembangkan berbagai kreasi dan motivasi bisnis agar potensi sumber daya ekonomi anggota dan masyarakat disekitarnya dapat di optimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Kreativitas dan motivasi bisnis tersebut harus terus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan memperkuat daya saing usaha koperasi yang dikembangkan.
Koperasi dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945 dinyatakan sebagai badan usaha yang sesuai untuk mewujudkan Demokrasi, yang mencerminkan sistem perekonomian yang disusun berdasarkan asas kekeluargaan. Kehidupan berkoperasi di Indonesia didominasi oleh pemikiran pembangunan koperasi sebagai lembaga ekonomi rakyat pedesaan yang berpenghasilan rendah sebagai bagian dari institusi pembangunan. Tantangan koperasi dimasa sekarang dan masa yang akan datang semakin berat terutama dalam menghadapi era globalisasi yang penuh dengan persaingan. Untuk megatasi tantangan tersebut ada pada sikap dan perilaku kewirakoprasian yaitu kemampuan yang kuat untuk berkarya dengan semangat, mandiri, tekun, teliti, dan produktif, mampu serta berani membuat keputusan dan mengambil risiko, kreativ dan inovatif. Sifat-sifat seperti itulah yang melahirkan kewirakoperasian yang memiliki daya saing dan berkemampuan membuat, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha.
0 Response to "KOPERASI"
Post a Comment